PENDAHULUAN
Diare
bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi
pemicu terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare,
yaitu:
·
Infeksi
oleh bakteri, virus atau parasit.
·
Alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
·
Infeksi
oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi
telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
·
Pemanis buatan
Berdasar
metaanalisis di seluruh dunia, setiap anak minimal mengalami diare satu kali
setiap tahun. Dari setiap lima pasien anak yang datang karena diare, satu di
antaranya akibat rotavirus. Kemudian, dari 60 anak yang dirawat di rumah sakit
akibat diare satu di antaranya juga karena rotavirus.
Di
Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi
rotavirus. Bakteri dan parasit juga dapat menyebabkan diare.
Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus.
Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar.
Makanan
yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus.
Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat
sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan
tinja berair pada diare. Zat aktif yang terkandung pada obat diare yang beredar
di pasaran adalah loperamide hydrochloride.
PEMBAHASAN
Loperamide
hydrochloride merupakan zat aktif yang terkandung dalam obat diare. Loperamid
merupakan turunan sintetis Pethidine yang dapat menghambat motilitas usus dan
juga mengurangi sekresi gastrointestinal.6 Loperamid diyakini bekerja dengan
cara mengganggu mekanisme kolinergik dan non kolinergik yang terlibat dalam
refleks peristaltik, menurunkan aktivitas otot circular dan longitudinal pada
dinding usus.
Nama dan Struktur kimia
4-(4-p-Chlorophenyl-4-hydroxypiperidino)-NN-dimethyl-2,2-diphenylbutyramide.
C29H33ClN2O2,HCl
Nama Dagang
- Amerol -
Antidia - Colidium - Diadium
- Diasec -
Imodium - Imomed - Imore
- Imosa - Inamid
- Lexadium - Lodia
- Loremid -
Motilex - Normotil - Normudal
- Opox - Oramide
- Primodium - Renamid
- Xepare -
Zeroform - Alphamid
DOSIS
Dosis
adalah takaran atau jumlah, dosis obat adalah takaran obat yang bila
dikelompokkan bisa dibagi :
- Dosis Terapi (Therapeutical Dose), yaitu dosis obat yang dapat digunakan untuk terapi atau pengobatan untuk penyembuhan penyakit.
- Dosis Maksimum (Maximalis Dose), yaitu dosis maksimal obat atau batas jumlah obat maksimum yang masih dapat digunakan untuk penyembuhan. Dalam buku buku standar seperti Farmakope atau Ekstra Farmakope Dosis Maksimum (DM) tercantum diperuntukkan orang dewasa.
- Dosis Lethalis (Lethal Dose), yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat mematikan bila dikonsumsi. Bila mencapai dosis ini orang yang mengkonsumsi akan over dosis (OD)
Dosis dewasa :
Diare
akut : dosis awal 4 mg per oral, dilanjutkan dengan 2 mg setiap diare
berikutnya sampai dengan 5 hari; dosis lazim 6-8 mg per hari, maksimum 16 mg
per hari. Bila diare akut tidak sembuh / tidak ada perbaikan dalam waktu 2
hari,sebaiknya pemakaian obat dihentikan.
Diare
kronis : dosis awal 4 mg per oral, dilanjutkan dengan 2 mg setiap diare hingga
diare terkendali, maksimum 16 mg per hari. Dosis rata-rata untuk pemeliharaan :
titasi dosis sesuai kebutuhan individu, dosis rata-rata per hari 4-8 mg per
oral diminum sebagai dosis tunggal ataupun terbagi, maksimum 16 mg per hari.
Jika tidak ada perbaikan dalam waktu 10 hari dengan pemberian 16 mg per hari,
pemakaian obat dihentikan.
Dosis anak-anak
:
Diare
akut : usia 2-6 tahun (13–20 kg) : 1 mg per oral tiga kali sehari; usia 6–8 tahun
(20–30 kg) : 2 mg per oral dua kali sehari; usia 8–12 tahun (> 30 kg) : 2 mg
per oral tiga kali sehari.
Diare
kronis : dosis terapeutik pada anak-anak belum ditetapkan / tidak diijinkan
untuk diare kronis pada anak-anak4, tetapi dosis 0,08-0,24 mg/kg/hari dalam 2-3
dosis terbagi telah digunakan.
Di
Inggris, tidak diijinkan untuk digunakan pada anak-anak di bawah usia 4 tahun,
sedangkan di Amerika, tidak diijinkan pada anak-anak di bawah usia 2 tahun.
Indikasi
Pengobatan
simptomatik diare akut; terapi tambahan untuk rehidrasi dalam diare akut pada
dewasa dan anak-anak di atas 4 tahun; diare kronis khusus untuk dewasa.
Kontraindikasi
Hipersensitivitas
terhadap Loperamid. Nyeri abdominal tanpa adanya diare. Tidak boleh diberikan
pada kondisi dimana hambatan peristaltik harus dihindari, terutama pada kondisi
ileus atau konstipasi. Loperamid tidak boleh digunakan sebagai terapi utama
pada kondisi:
·
bacterial
enterocolitis, yang antara lain disebabkan oleh organisme Salmonella, Shigella,
dan Camphylobacter;
·
disentri
akut;
·
Ulcerative
colitis akut;
·
Pseudomembranous
colitis yang berhubungan dengan penggunaan antibiotik spektrum luas. Bayi /
anak-anak di bawah 2 tahun.
Efek samping
Nyeri
abdominal, mual, muntah, konstipasi, mulut kering, pusing, sakit kepala, reaksi
kulit seperti kemerahan dan gatal, rasa lelah (fatigue).
Interaksi Dengan Obat Lain :
Loperamid
meningkatkan absorpsi gastrointestinal Desmopressin. Interaksi major :
Saquinavir (probable). Interaksi moderate : Gemfibrozil (established),
Itraconazole (established).
Mekanisme kerja
Loperamid
merupakan turunan sintetis Pethidine yang dapat menghambat motilitas usus dan
juga mengurangi sekresi gastrointestinal. Loperamid diyakini bekerja dengan
cara mengganggu mekanisme kolinergik dan non kolinergik yang terlibat dalam
refleks peristaltik, menurunkan aktivitas otot circular dan longitudinal pada
dinding usus.
Farmakologi
Absorpsi: Sekitar 40% dosis Loperamid diabsorpsi dari saluran
cerna. Konsentrasi plasma puncak dicapai sekitar 2,5 atau 4-5 jam setelah
pemberian per oral.
Metabolisme: mengalami metabolisme lintas pertama di hati.
Ekskresi: melalui feses lewat empedu sebagai konjugat
inaktif. Loperamid sedikit diekskresikan melalui urine. Waktu paruh eliminasi
dilaporkan sekitar 10 jam.
Pengaruh
·
Terhadap
Kehamilan: Kategori B. Data pada manusia masih terbatas, namun data pada hewan
memberikan informasi risiko yang rendah. Meskipun demikian, pihak produsen
menyarankan sebaiknya dihindari selama kehamilan.
·
Terhadap
Ibu Menyusui: Data pada manusia masih terbatas. Loperamid didistribusikan ke
dalam ASI dalam jumlah kecil, The American Academy of Pediatric menyatakan
bahwa tidak ada laporan tentang efek klinis pada bayi, sehingga dapat
dipertimbangkan untuk digunakan pada ibu menyusui.
Peringatan
Anafilaksis,
dehidrasi pada anak-anak, kekurangan cairan dan elekrolit. Pasien dengan
gangguan hati karena adanya metabolisme lintas pertama di hati. Penggunaan pada
anak-anak harus diperhatikan karena adanya variabilitas respon yang besar pada
kelompok usia ini, sehingga tidak direkomendasikan pada bayi.
PENUTUP
Loperamide
hydrochloride merupakan zat aktif yang terkandung dalam obat diare. Loperamid merupakan turunan sintetis
Pethidine yang dapat menghambat motilitas usus dan juga mengurangi sekresi
gastrointestinal. Loperamid diyakini bekerja dengan cara mengganggu mekanisme
kolinergik dan non kolinergik yang terlibat dalam refleks peristaltik,
menurunkan aktivitas otot circular dan longitudinal pada dinding usus.
Sekitar 40% dosis Loperamid diabsorpsi dari saluran
cerna. Konsentrasi plasma puncak dicapai sekitar 2,5 atau 4-5 jam setelah
pemberian per oral. Kemudian mengalami metabolisme lintas pertama di hati.
Setelah itu, melalui feses lewat empedu sebagai konjugat inaktif. Loperamid
sedikit diekskresikan melalui urine. Waktu paruh eliminasi dilaporkan sekitar
10 jam.
DAFTAR PUSTAKA
Medicastore, 2011. Penyebab Diare dan
Gejala Diare. http://www.medicastore.com.
Diakses pada tanggal 5 Mei 2011.
Medicatherapi, 2009. Loperamid. http://www.medicatherapi.com. Diakses
pada tanggal 5 Mei 2011.
Uwixchan, 2011. Loperamid. http://www.uwixchan.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 5 Mei 2011.
No comments:
Post a Comment