Pages

METABOLIT SEKUNDER PADA TUMBUHAN



Senyawa bahan alam adalah hasil metabolisme suatu organisme hidup (tumbuhan, hewan, sel) berupa metabolit primer dan sekunder. Senyawa kimia yang biasa dijumpai sepertikarbohidrat, lipid, vitamin dan asam nukleat termasuk dalambahan alam, namun ahli kimia memberikan arti yang lebihsempit tentang istilah bahan alam yakni senyawa kimia yangberkaitan dengan metabolit sekunder saja seperti alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, golongan fenol, feromon, saponin, tanin, kuinon, dan sebagainya (Meta, 2011).
Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnyamempunyai kemampuan biokatifitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari gangguan hama penyakit untuk tumbuhan tersebut atau lingkungan. Senyawa metabolit sekunder digunakan sebagai zat warna, racun, aroma makanan,dan obat tradisional pada kehidupan sehari-hari (Meta, 2011).
Metabolit sekunder adalah senyawa-senyawa organik yang berasal dari sumber alami tumbuhan, yang dpat memberikan efek fisiologis terhadap makhluk hidup, pada umumnya merupakan senyawa bioaktif. Senyawa metabolik sekunder tidaklah sepenting metabolik primer dalam kelangsungan hidup organisme, senyawa ini sangat berperan dalam mempertahankan kehidupan organisme. Sebagai contoh detoksifikasi merupakan salah satu bahan kimia untuk tahantan dan foremon yang memungkinkan hewan berkomunikasi dengan yang lainnya. Senyawa metabolit sekunder dapat berupa alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid dan tanin (Rizal, 2011).
Senyawa hasil metabolism sekunder (metabolit sekunder) diproduksi sebagai benteng pertahanan tumbuhan dari pengaruh buruk lingkungan atau serangga hama penyakit. Metabolit sekunder tidak memiliki fungsi khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Mereka lebih dibutuhkan untuk eksistensi kelangsungan hidup tanaman itu di alam. Karena fungsinya yang berhubungan dengan interaksi alam, maka tugas-tugas metabolit sekunder mirip seperti pasukan tentara di suatu Negara (Wikipedia, 2011).
A.  Alkaloid
Alkaloid tidak mempunyai tatanama sistematik,oleh karena itu suatu alkoida dinyatakan dengan nama trivial, misalnya kuinin, morfin dan stiknin hamper semua nama trivial ini berakir dengan yang mencirikan alkoida. Alkaloid menurut Winterstein dan Trier didefinisikan sebagai senyawa yang bersifat basa, mengandung atom nitrogen yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Alkaloid seringkali beracun bagi manusia dan banyak yang mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol, jika digunakan secara luas dalam bidang pengobatan. Alkaloid biasanya tidak bewarna, seringkali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal hanya sedikit yang berbentuk cairan (misalnya nikotina) pada suhu kamar (Rizal, 2011).
Alkaloid dapat digolongkan dalam 3 golongan yaitu(Rizal, 2011) :
1.    Alkaloid sejati yaitu senyawa yang mempunyai cincin nitrogen heterosiklik, bersifat basa dan berasal dari asam amino.
2.    Alkaloid gabungan yaitu turunan asam amino, atom nitrogennya tidak dalam bentuk cincin heterosiklik. Alkaloid gabungan bersifat basa, dialam diturunkan dari biosintesis asam amino itu sendiri. Contohnya meskalina.
3.    Alkaloid semu yaitu basa tumbuhan yang mengandung nitrogen heterosiklik, memiliki aktifitas dan tidak mempunyai hubungan biosintesis dengan asam amino. Alkaloid semu diturunkan dari senyawa-senyawa terpenoid turunan asam asetat dan asam poliketonlifatik. Contohnya kafein yang terdapat pada kopi.

B.  Flavonoid
Flavonoid adalah suatu kelompok yang termasuk ke dalam senyawa fenol yang terbanyak dialam, senyawa-senyawa flavonoid ini bertanggung jawab terhadap zat warna ungu, merah, biru dan sebagian zat warna kuning dalam tumbuhan. Berdasarkan strukturnya senyawa flavonoid merupakan turunan senyawa induk “flavon” yakni nama sejenis flavonoid yang terbesar jumlahnya dan lazim ditemukan, yang terdapat berupa tepung putih pada tumbuhan primula (Putri, 2011).
Sebagian besar flavonoid yang terdapat pada tumbuhan terikat pada molekul gula sebagai glikosida, dan dalam bentuk campuran, jarang sekali dijumpai berupa senyawa tunggal. Disamping itu sering ditemukan campuran yang terdiri dari flavonoid yang berbeda kelas (Putri, 2011).
C.  Terpenoid
Golongan senyawa ini dapat dipisahkan dari tumbuhan sumbernya melalui destilasi uap atau secara ekstraksi dan dikenal dengan nama minyak atsiri. Beberapa contoh minyak atsiri, misalnya minyak yang diperoleh dari cengkeh, bunga mawar, serai (sitronela), cukaliptus, pepermint, kamfe, sedar (tumbuhan cedrus) dan terpentin. Senyaea organik bahan alam golongan minyak atsiri sangat banyak digunakan dalam industri wangi – wangian (perfumery), makanan dan obat – obatan. Banyak tumbuhan (bunga, daun, buah, biji atau akar) yang berbau harum. Bau harum itu berasal dari senyawa yang terdiri dari 10 dan 15 karbon yang disebt terpenoid (Putri, 2011).
Senyawa terpen pada awalnya merupakan suatu golongan senyawa yang hanya terdiri dari atom C dan H, dengan perbandingan 5 : 8 dengan rumus empiris C5H8 (unit isopren), yang bergabung secara head to tail (kepala – ekor). Terpenoid sama halnya dengan senyawa terpen tapi mengandung gugus fungsi lain seperti gugus hidroksil, aldehid dan keton. Dewasa ini terpen maupun terpenoid dikelompokkan sebagai senyawa terpenoid ( isoprena) (Rizal, 2011).
Berdasarkan jumlah atom karbonnya, terpenoid bisa digolongkan ke dalam kelompok : hemiterpenoid (C5), monoterpenoid (C10), seskuiterpenoid (C15), diterpenoid (C20), sesterterpenoid (C25), Triterpenoid  (C30), tetraterpenoid (C40) dan politerpenoid (C>40) (Rizal, 2011).
·      Monoterpenoid (C10) berperan aktif dalam mekanisme pertahanan tumbuhan, contohnya pada keluarga coniferae. Monoterpenoid juga berfungsi sebagai penarik serangga (repellent). Contoh senyawa golong monoterpenoid yang terkenal di dunia pengobatan adalah menthol, limonene, dan geraniol.
·      Sesquiterpenoid (C15) bertekstur rasa pahit, berperan besar dalam mekanisme pertahanan tumbuhan, dan merupakan kelompok dengan keragaman senyawa terbesar, mencapai 200 jenis. Contoh sesquiterpen adalah artemisin, senyawa aktif dari tanaman Artemisia annua.
·      Diterpenoid (C20) bersifat racun dan sanggup mengiritasi. Taxol adalah satu senyawa diterpenoid yang berhasil diisolasi dari tanaman yang di Barat dikenal sebagai Passific Yew dan digunakan sebagai obat kanker.
·      Triterpenoid (C30) memiliki aktivitas fisiologi yang sangat berarti dalam dunia pengobatan tradisional. Komponen aktifnya bekerja untuk mengobati penyakit diabetes, berefek sitotoksik sehingga dipakai sebagai antitumor, mengatasi malaria, dan gangguan menstruasi. Contohnya azadirachtin dari tanaman mimba Azadirachta Indica, andrographolide dari sambiloto (Andrographis paniculata), dan digitoxin dari tanaman Digitalis purpurea.

D.  Steroid
Senyawa steroid adalah senyawa turunan(derivat) lipid yang tidak terhidrolisis. Senyawa yang termasuk turunan steroid,misalnya kolesterol,ergosterol, danestrogen. Pada umunya steroid berfungsi sebagai hormon. Secara sederhana steroid dapat diartikan sebagai kelas senyawa organic bahan alam yang kerangka strukturnya terdiri dari androstan (siklopentanofenantren, mempunyai empat cincin terpadu. Senyawa ini mempunyai efekfisiologis tertentu(Rizal, 2011).
Sebagian besar dari steroid mempunyai sifat sebagai berikut(Rizal, 2011):
• Mengandung gugus fungsi oksigen (sebagai = O atau OH) pada C3
• Mengandung gugus samping pada C17
• Banyak yang mengandung ikatan rangkap C4 – C5 atau C5 – C6
Beberapa steroid penting adalah kolesterol, yaitu steroid hewani yang terdapat paling meluas dan dijumpai pada hampir semua jaringan hewan. Batu kandung kemih dan kuning telur merupakan sumber yang kaya akan senyawa ini. Hormon-hormon seks yang dihasilkan terutama dalam testes dan indung man seks yang dihasilkan terutama dalam testes dan indung telur adalah suatu steroid. Hormon jantan disebut androgen dan hormon betina estrogen, dan hormon kehamilan progestin (Rizal, 2011).
Sterol atau steroid merupakan triterpena yang memiliki cincin sikiopentana perhidrofenantrena sebagai kerangka dasarnya. Saponin merupakan perpaduan glikosida triterpene dan sterol yang ada di kurang lebih 90 marga tanaman. Saponin memiliki kemampuan menghemolisis sel darah, menurunkan kadar kolesterol, mencegah penyempitan pembuluh darah jantung (arterosklerosis). Saponin sanggup menembus dinding sel darah pada beberapa organism bisa bersifat racun (Putri, 2011).
Saponin merupakan suatu senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non-gula (aglikon), saponin ini terdiri dari dua kelompok : saponin triterpenoid dan saponin steroid. Saponin banyak digunakan untuk bahan pencucui kain (batik) dan sebagai shampo. Saponin dapat diperoleh dari tumbuhan melalui metode ekstraksi (Rizal, 2011).
Senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam tumbuhan merupakan zat bioaktif yang berkaitan dengan kandungan kimia dalam tumbuhan, sehingga sebagian tumbuhan dapat digunakan sebagai bahan obat. Sekitar 1000 jenis dari 30.000 jenis tumbuhan yang telah dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan (Putri, 2011).
Contoh bahan obat-obatan tradisional adalah Tridax procumbens L. Nama umumnya adalah orang-aring. Batang dan daun Tridax procumbens L berkhasiat sebagai obat sakit perut, obat malaria. Disamping itu daunnya juga digunakan untuk menutup bisul supaya lekas matang, rebusan daun diminum untuk mencernakan air susu dan juga dapat digunakan untuk menghitamkan dan menyuburkan rambut sehingga dipakai untuk bahan pembuatan shampoo. Kandungan kimia batang dan daun Tridax procumbens L. adalah steroid, saponin, tanin, minyak atsiri dan polifenol (Putri, 2011).
Saat ini telah ditemukan sekitar 11 spesies tumbuhan dari famili Meliaceae yang diketahui mengandung metabolit sekunder berupa terpenoid yang bekerja sebagai penolak makan (antifeedant) bagi serangga (Simmonds et al. 1992). Mimba (Azadirachta indica A. Juss.) merupakan satu diantara famili Meliaceae yang sudah semenjak lama dijadikan pestisida botani untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman budidaya. Biji dan daunnya telah diketahui mengandung beberapa jenis metabolit sekunder yang aktif sebagai pestisida, diantaranya azadirachtin, salanin, meliatriol, dan nimbin. Senyawa kimia tersebut dapat berperan sebagai penghambat pertumbuhan serangga, penolak makan (antifeedant), dan repelen bagi serangga. Metabolit lain yang terdapat di dalam mimba adalah mimbandiol, 3-desasetil salanin, salanol, azadiron, azadiradion, epoksiazadiradion, gedunin, dan alkaloid. Pada bagian kulit batang dan kulit akarnya mengandung nimbin, nimbosterol, nimbosterin, sugiol, nimbiol dan margosin, sedangkan pada bunganya ditemukan kuersetin dan kaemferol, dan bagian kayunya ditemukan nimaton dan 15% zat samak terkondensasi alkaloid (azaridin)(Saputra, 2011).
Metabolit sekunder utama yang berfungsi sebagai insektisida pada tanaman mimba (Azadirachta indica) adalah azadirachtin yang terbentuk secara alami berupa substansi yang termasuk dalam kelas molekul organik tetranortriterpenoids (Grace-Sierra Crop Protection Co., 1990). Azadirachtin telah diketahui dapat bekerja sebagai penolak makan (antifeedancy), menghambat pertumbuhan, menghambat proses ganti kulit (moulting inhibition), mengakibatkan abnormalitas anatomi dan dapat mematikan serangga. Walter (1999) melaporkan bahwa azadirachtin telah terbukti efektif mengendalikan lebih dari 300 spesies serangga hama termasuk hama-hama penting tanaman budidaya seperti ulat grayak (armyworm), pengorok daun (leafminer), kutu daun (aphid) dan kutu putih (whiteflies) (Saputra, 2011).
Senyawa metabolit sekunder dari beberapa spesies Jatropha telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi strukturnya. J. curcas dibudidayakan sebagai tanaman obat di negara-negara tropis dan subtropis. Tanaman ini cocok untuk mencegah erosi tanah dan pergeseran bukit berpasir. Berbagai bagian tanaman berguna sebagai sumber minyak, makanan hewan dan pembuatan bahan obatan. Akhir-akhir ini, biji J. curcas diteliti sebagai potensi sumber minyak yang diakui sebagai pengganti bahan bakar motor.  Senyawa-senyawa diterpen seperti tigliane (11), jatrofon (12) dan dinorditerpene (13), triterpenoid asam 3-O-asetilaleuritolat (14) telah teridentifikasi dari tanaman ini. Akar J. curcas merupakan sumber banyak senyawa diterpen dengan kerangka daphnane dan lathyrane. Senyawa diterpen yang berasal dari ekstrak heksan tanaman ini adalah jatrofolon A (15) dan B (16), curculathyrane A (17), dan B (18) serta curcusone A-D (19-22) (Carlasabandar, 2010).
Spesies tumbuhan Artocarpus yang telah diselidiki kandungan kimianya seperti : A.heterophylla, A. communis, A. rigida, A. lanceifolius, A. champedendan A. teysmani. Salah satu spesies Artocarpus yang banyak ditemukan di Indonesia yakni A. Heterophylla Lmk. atau sering disebut nangka buah. Nangka buah banyak tumbuh dan berproduksi di daerah tropis. Hampir semua bagian dari tumbuhan A.heterophylla Lmk. (nangka buah) dapatdimanfaatkan buahnya dikonsumsi sebagai bahan makanan yang mengandunggizi cukup banyak, akarnya digunakan sebagai obat diare, seratbatangnya digunakan sebagai bahan bangunan rumah tangga (Rukmana,1998).
Penelitian terdahulu, terhadap famili yang sama yakni bahwa pada kulit akar dan kayu akar Artocarpus champeden dalam ekstrak metanol fraksi etil asetat telah ditemukan dua senyawa baru flavonoid yakni masing-masing senyawa Artoindonesianin A dan Artoindonesianin B. Penemuan ini menindikasikan bahwa pada genus yang sama berpotensi sebagai sumber flavonoid. Dengan demikian potensi untuk menemukan senyawa flavonoid pada tumbuhan Artocarpus heterophylla Lmk. (nangka buah) sangat besar (Musa, 2010).
Warna merah bunga mawar dan biru pada bunga jagung terdiri dari pigmen yang sama yaitu sianin. Perbedaannya adalah bila pada bunga mawar pigmennya berupa garam asam sedangkan pada bunga jagung berupa garam netral. Konsentrasi pigmen juga sangat berperan dalam menentukan warna. Pada konsentrasi yang encer antosianin berwarna biru, sebaliknya pada konsentrasi pekat berwarna merah dan konsentrasi biasa berwarna ungu (Miftahuljannah, 2010).
Terpena dan terpenoid menyusun banyak minyak atsiri yang dihasilkan oleh tumbuhan. Kandungan minyak atsiri memengaruhi penggunaan produk rempah-rempah, baik sebagai bumbu, sebagai wewangian, serta sebagai bahan pengobatan, kesehatan, dan penyerta upacara-upacara ritual. Nama-nama umum senyawa golongan ini seringkali diambil dari nama minyak atsiri yang mengandungnya. Lebih jauh lagi, nama minyak itu sendiri diambil dari nama (nama latin) tumbuhan yang menjadi sumbernya ketika pertama kali diidentifikasi. Sebagai misal adalah citral, diambil dari minyak yang diambil dari jeruk (Citrus). Contoh lain adalah eugenol, diambil dari minyak yang dihasilkan oleh cengkeh (Eugenia aromatica) (Wikipedia, 2011).






DAFTAR PUSTAKA

Carlasabandar, 2010. Senyawa Metabolit Sekunder dari Spesies Jatropha. http://www.carlasabandar.wordpress.com. Diakses pada tanggal 7 Juni 2011.

Meta, 2011. Senyawa Metabolit Sekunder. http://www.vieblogspot.com. Diakses pada tanggal 7 Juni 2011.

Miftahuljannah, E. A., 2010. Flavonoid. http://www.miftahchemistry.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 7 Juni 2011.

Musa, Selviana, 2010. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Flavonoid dari Ekstrak Metanol Fraksi Etil Asetat Kulit Batang Nangka Buah (Artocarpus heterophylla, Lmk). http://www.ilmukimia.webs.com. Diakses pada tanggal 7 Juni 2011.

Putri, D. U., 2011. Identifikasi Senyawa Organik Bahan Alam pada Tumbuhan Urang-aring (Tridax procumbens L.). http://www.tarmiziblog.blogspot.com. Diakses pada tanggal 7 Juni 2011.

Rizal, S., 2011. Metabolit Sekunder. http://www.kutipanbuku.blogspot.com. Diakses
pada tanggal 7 Juni 2011.

Rukmana, Rahmat, 1998. Budidaya Nangka. Yogyakarta. Penerbit Kanisius.
Saputra, G. A., 2011. Program Kreatifitas Mahasiswa Pemanfaatan Daun Mimba (Azadirachta Indica A. Juss.) sebagai Alternatif Insektisida Alami terhadap Rayap Bidang Kegiatan: Pkm-Gt. http://www.gustialitsaputra.blogspot.com. Diakses pada tanggal 7 Juni 2011.

Wikipedia, 2011. Metabolit Sekunder. http://www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 7 Juni 2011.

Wikipedia, 2011. Terpenoid. http://www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 7 Juni 2011.

No comments: